Siang tadi teman satu ruanganku bertanya,
a simple question with a simple answer...
"Kalau bapaknya Lintang, mau balik lagi sama kamu, kamu mau?"
and my answer,
"Yeah...for Lintang happiness, I will..."
Aku sadar, hal itu mana mungkin terjadi, Bapaknya Lintang itu gengsinya lebih tinggi daripada Mount Everest, apalagi dia juga tau n sadar diri kalau reputasi dia di keluarga besarku udah luluh lantak...
Ditambah lagi dengan rasa ego nya yang juga tinggi...friend mindednya dia *temen2 dia emang ga suka kali liat aku ma bapaknya Lintang harmonis, menurut mereka, aku ini adalah istri yang suka mengekang n mengatur2 suami, jadi adaaa aja cara mereka menghasut bapaknya Lintang untuk pergi jauh2 dariku n Lintang*,...dan the most impotent :P reason why it will become a really mission impossible that me and him could be a couple again is family background dia yang udah parah berantakannya, sampai my ex mother-in-law cuek unggas ma cucunya, cuek naga ngeliat kelakuan anaknya *my ex* yang ga bener,...ah! rasanya impian Lintang untuk melihat aku dan bapaknya bisa-tidur-sekasur lagi adalah seperti memimpikan Tukul Arwana bisa bersaing dengan Barrack Obama di pemilihan Presiden negara Alengka States.
Ngemeng-ngemeng tentang Bapaknya Lintang, si pria-yang-agaknya-masih-tampak-menawan-itu akhir2 ini sering telpon anaknya, yah setelah aku mempercayakan Lintang pake salah satu HPku, walau emang hanya dia pakai pas pulang skul aja. Awalnya Hp itu aku kasih ke Lintang supaya anakku yang imut itu bisa sms aku pas emaknya yang cantik jelita ini sedang di kantor. Yeah, bayangin aja de...semenjak diriku restricted buat kaum yang mempunyai belalai di bawah itu, aku juarang buanget dapat sms...dapat sms dr laki juga paling aku cuekin...
Namun suatu saat, aku sms aja Bapaknya Lintang, buat kasih tau nomer Hp anaknya...dan semenjak itu dia telpon anaknya. Tapi kalau Lintangnya sms ga pernah di balas, huh dasar...untung aja Lintang belum paham bener kalau sms nya dia ke bapak satu itu sering dianggurin, aneh juga siy...karena kalau misal aku yang ga sempet balas sms anakku itu, Lintang langsung protes ke aku sesampainya aku di rumah. Yah ambil aja kale positifnya...Lintang mungkin masih merasa absurd *hehe* tentang identitas dari Bapaknya itu, intinya, maybe Lintang ga butuh2 amat perhatian dari Bapaknya yang sama juga ... sama ga butuh2 amat kehadiran anaknya di deket nya.
Bisa bayangin ga, komunikasi seperti apa di antara 2 orang yang ga butuh2 amat?
Aku jadi ingin bertaruh dengan diriku sendiri, kira2 sampai beberapa hari lagi Bapaknya Lintang masih intens telpon2 si Lintang...toh belum bisa dibilang dia itu ternyata cinta ama anaknya sendiri, becoz .. asal pada tau aja, setelah dalam 2 tahun terakhir ini, dia hanya mengunjungi anaknya sekali doank, telpon Lintang kalau ditotal dlm 2 tahun only 5 x, bahkan mungkin kurang dr itu...dia alpa ngucapin ultah buat anaknya, alpa ngucapin met idul fitri...dan pura-pura amnesia sehingga harus ngilang ketika ditagih tanggung jawab bulanannya buat Lintang...ah cape de...